RAHMA YULIS

Mencintai Allah adalah rasa yang paling sempurna...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cerita di Penghujung Waktu

Cerita di Penghujung Waktu

Potongan surah di atas mengingatkanku dengan waktu yang aku habiskan bersama siswaku. Di akhir pembelajaran kami bercerita tentang pengalaman berharga yang pernah dilalui. Untuk memberikan contohnya aku bercerita terlebih dahulu. Semua siswaku memasang wajah serius untuk mendengarkan ceritaku.

"Ibuk akan memberikan 2 cerita perbandingan yang nantiknya akan kita simpulkan bersama." Jelasku memberikan petunjuk, "dulu sewaktu ibu masih kecil, ibu sering memandang gunung yang terlihat jelas dari kamar mandi ibu. Ketika ibu mandi, ibu sering memandanginya dan berharap dalam hati kecil ibu." Tiba-tiba aku berhenti bercerita untuk memastikan siswaku tidak terlelap dalam cerita yang disampaikan.

"Harapan ibu apa? " Tanya seorang siswa.

"Harapan ibu adalah semoga ibu bisa berdiri di atas gunung tersebut dan bisa melihat seluruh wilayah dari sana. Harapan itu selalu terbesit dari hati kecil ibu. Sekarang ibu tau kenapa ibu hadir disini, dikelilingi oleh para malaikat kecil negeri di atas awan. Semua itu atas doa dan harapan masa kecil ibu, berdiri di atas gunung sehingga dapat melihat seluruh wilayah dari atas. Ternyata Allah mengabulkan perkataan ibu." Jelasku pada mereka yang sudah tidak sabar untuk mendengarkan cerita selanjutnya.

"Kemudian cerita keduanya, anak-anak ibu sudah dapat menangkap kesimpulan dari cerita pertama kan?" Tanyaku memastikan mereka sudah menyimak dengan benar.

"Sudah, Bu. Tapi cerita keduanya apa, Bu?" Tanya salah seorang siswa.

"Ceritanya begini. Ketika ibu kuliah di Universitas Negeri Padang, ibu dikelilingi oleh teman-teman yang memiliki kemampuan yang super. Bukan kemampuan Superman ya nak!" candaku agar siswaku tidak terlalu terpaku. Mereka pun tertawa lepas, "mereka senang meminta bantuan kepada ibu, baik itu hanya untuk bertanya matakuliah ataupun meminta ibu agar menemui dosen untuk menanyakan kejelasan perkuliahan. Ibu selalu senang membantu teman ibu dengan ikhlas tanpa mengharapkan apa-apa." Aku berhenti kembali karena merasa lucu melihat wajah mereka yang serius mendengarkan ceritaku.

"Kok ibu berhenti, Cuma sampai disitu ceritanya, Bu?" Ucap siswa ku mengerutkan keningnya. Aku tau dia belum menemukan inti dari ceritanya.

Kemudian aku lanjutkan ceritaku, "Tiba-tiba di akhir semester ibu mendapat pembimbing yang terkenal mempersulit mahasiswa. Semua teman ibu menakut-nakuti ibu kalau tidak bisa lulus pada tahun itu. Namun ibu percaya Allah akan membantu ibu, mempermudah ibu, dan memberikan yang terbaik untuk ibu. Tidak disangka-sangka." Nada ucapanku membuat siswaku deg-degan, " tak disangka ibu bisa melewati semua itu dengan baik. Ibu bisa ujian dengan jadwal pertama dari teman-teman ibu dan bisa lulus pada tahun tersebut meski ada insiden kecil yang mengajarkan kepada ibu kita harus sabar dan tawakal kepada Allah. Allah itu akan memberikan yang terbaik untuk hambanya jika hambanya berbuat baik." Jelasku mengakhiri ceritaku.

"Ibu, insiden kecilnya apa tu, Bu?" Tanya siswaku di penghujung ceritaku.

"Pertemuan selanjutnya akan ibu ceritakan ya!" jelasku yang ingin melanjutkan pada sesi penarikan kesimpulan.

"Ooh ya, jadi dari kedua cerita tadi apa yang dapat anak-anak ibu simpulkan?" Tanyaku memecahkan suasana penasaran mereka.

"Yang pertama tentang perkataan kita, Bu. Kalau kita berkata harus yang baik-baik. Karena Allah akan mengabulkan setiap perkataan yang terucap" jawab siswa yang membuat aku terpesona.

"Buk, yang kedua pasti tentang perbuatan ibu yang dulu. Ketika ibu mendapatkan kesulitan namun Allah memberikan kemudahan kepada Ibu. Betulkan, Bu?" Tanya siswaku memastikan jawabannya. Wah ternyata pemahaman mereka mendengar ceritaku di luar dugaan ku.

"Benar sekali, Nak. Sekarang coba buka Al Qur'an surah ke- 45 Al-Jasiyah ayat ke 15. Siapa yang mau membacakan untuk Ibu" ucapku sambil membuka Al Qur'an.

"Saya, Bu" ucap salah satu siswaku yang memiliki hobi tadarusan.

Setelah membaca ayat, dia pun membacakan artinya "Barangsiapa mengerjakan kebaikan maka itu untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri. Kemudian kepada Tuhanmu kamu dikembalikan."

"Terimakasih sayang suaramu bagus" ucapku memotivasi siswaku, "dari ayat tadi kita kaitkan dengan cerita dan kesimpulan dari teman. Bahwa setiap perkataan dan perbuatan yang kita lakukan akan kembali kepada kita. Kalau baik yang kita katakan maka kebaikan akan datang. Namun jika buruk maka keburukan itu akan menimpa kita" jelasku kepada siswaku.

"Sudah mengerti kan sayang?" Tanyaku kembali.

"Sudah, Bu." Ujar siswaku.

Sekarang giliran siswaku bercerita namun tidak semua yang mendapat kesempatan bercerita. Waktu membatasi mereka berlatih untuk bereksplorasi dengan kata-kata. Tetapi di pertemuan berikut mereka masih bisa bercerita kembali.

#Tantangan Gurusiana

#Hari ke-2

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulilah. ceritanya bagus.

07 Jun
Balas

Alhamdulillah ibu, Yulis belajar dari tulisan yang pernah ibu edit untuk Lis. Terimakasih banyak ibu. Semoga selalu bisa beljabe lebih banyak lagi.

07 Jun

Belajar lebih banyak lagi

07 Jun

Mantap Yulis.

07 Jun
Balas

Alhamdulillah uni

07 Jun

Rancak Bana ko Uni. Manga ndak masuak kategori Cerpen se?

07 Jun
Balas

Alhamdulillah, pak. Iya pak makasih pak atas sarannya

07 Jun



search

New Post